Akhirnya sampai juga kita dibagian ketiga posting berkelanjutan mengenari cara membuat web menggunakan Macromedia Dreamweaver. Setelah di bagian pertama kita membahas sepatah dua kata mengenai apa itu Dreamweaver, kemudian di bagian kedua saya memaparkan beberapa bagian penting dari software web design tersebut, maka di bagian ini saya akan langsung memberi contoh penggunaan Dreamweaver dalam membuat sebuah halaman website. Berhubung karena salah satukeunggulan utama Dreamweaver ini sebagai sebuah software web design adalah memberikan kemudahan bagi kita dalam membuat website, maka kita akan mencoba bekerjamembuat halaman-halaman website melalui layar design dimana kita bisa menggunakan menu-menu pilihan dalam memasukkan isi web dan mengatur tampilannya tanpa harus pusing mengotak-atik kode-kode struktur HTML-nya. Berikut langkah-langkahnya:
- Buatlah folder terlebih dahulu sebagai tempat penyimpanan file-file website Anda. Buatlah 2 buah folder, yang pertama sebagai tempat penyimpanan utama dimana file-file dari folder inilah yang akan Anda edit seterusnya. Sebagai contoh buatlah folder di drive D:\, F:\, atau yang lainnya dengan nama terserah pembaca, misalkan "gud_webku". Folder kedua berfungsi sebagai tempat menjalankan halaman-halaman website yang akan Anda buat. Sebenarnya file-file yang akan ada di folder kedua ini adalah file-file yang sama yang ada di folder pertama (folder "gud_webku"). Namun, ketika kita ingin menjalankan halaman web yang telah kita buat, kita akan "meng-copy paste" halaman-halaman tersebut beserta seluruh file-file yang kita gunakan dalam mendesain halaman-halaman tersebut, misalnya gambar-gambar, kemudian menjalankannya dari folder kedua tersebut. Hmm, pasti pembaca berpikir bahwa tidak ada gunanya ya alias percuma? Kenapa tidak dijalankan saja dari folder pertama? Prinsipnya seperti ini, ketika kitamembuat sebuah website tentu tujuan kita selanjutnya adalah menyimpan halaman-halaman web tersebut ke internet, atau yang biasa disebut hosting. Nah, karena kita ingin bekerja secara offline alias tidak langsung terhubung ke internet supaya hebat biaya dan waktu, maka kita anggap seolah-olah kita "menghostingkan" halaman website tersebut ke folder yang kedua. Tentu halaman-halaman yang dihostingkan tersebut yang akan dibuka di browser. Jadi, folder pertama berfungsi sebagai tempat kita menyimpan dokumen-dokumen web yang kita buat (halaman web beserta file-file lain yang digunakan untuk mendesain halaman web) dimana file-file itulah yang akan kita tambah, edit, dan lain-lain. Sedangkan folder kedua berfungsi sebagai "hosting" atau lebih tepatnya disebut sebagai localhosting dimana website kita akan dijalankan/atau ditesting. Sebenarnya prinsip ini akan lebih jelas ketika kita belajar mengenaiserver local di komputer sehingga fungsinya akan lebih kelihatan. Mengenai hal itu, kita akan mempelajarinya saat memulai membuat web CMS.
Setelah itu, buatlah folder kedua misalnya di drive C:\ dengan nama terserah Anda, misalkan"root_webku". Jika pembaca sudah paham mengenai server local di komputer,, misalnya IIS, PWS, dan lain-lain, buatlah folder tersebut di dalam folder htdocs, public_html, wwwroot, atau www. Namun, jika belum paham, buat saja disembarang tempat di drive Anda.
Nah, bagaimana pula dengan aktivitas "copy paste" yang saya sebut tadi? Apakah kita melakukannya secara manual. Disinilah salah satu fungsi Dreamweaver. Kita akan melakukannya melalui Dreamweaver sehingga setiap kita melakukan penambahan, pengeditan, dan lain-lain terhadap halaman web yang sedang kita desain (yang ada pada folder "gud_webku"), maka Dreamweaver mampu melakukan update pada file-file yang sama yang ada di folder "rem_webku". Sistem seperti ini juga berguna sebagai back up website kita karena kita sudah punya 2 folder yang berisi website kita. Untuk itu, kita perlu melakukan pengaturan sebelum membuat website. Bagaimana pengaturannya? Ada dilangkah selanjutnya :D - Buka program Dreamweaver
- Pada menu utama, pilih Site -> New Site, akan muncul sebuah kotak dialog wizard yang berisi 2 buah tab. Pilih tab Advance dimana akan ada beberapa kategori yang akan kita atur.
- Pada kategori Local Info:
Site name : tulis nama projek website Anda. Misalkan "webku"
Local root folder : pilih folder gud_webku yang telah kita buat pada langkah 1. Kemudian beri tanda centang pada kotak Refresh local file list automatically. Pilihan ini berguna untuk melakukanupdate secara otomatis jika kita melakukan perubahan pada file web yang kita buat.
Pilihan lainnya untuk sementara dibiarkan saja.
Pada kategori Remote Info:
Access : pada bagian ini kita diminta untuk memilih dimana akan melakukan pengetesan (tempat menjalankan) web kita, apakah secara online atau offline. Karena kita untuk sementara melakukannya secara offline yaitu pada komputer kita, maka pilih Local/Network.
Remote folder : pilih folder rem_webku yang kita buat pada langkah 1. Jangan lupa juga memberi tanda centang pada kotak Refresh local file list automatically.
Pada kategori Testing Server:
Pada bagian ini kita diminta untuk memilih model server yang akan kita gunakan untuk melakukan pengetesan atau menjalankan website kita. Untuk sementara lakukan pengaturan sebagai berikut:
Server mode : none
Access : Local/Network
Testing Server Folder: secara otomatis, folder yang terpilih adalah folder "rem_webku" yang merupakan tempat file web kita yang akan dijalankan.
Kategori lainnya untuk sementara dibiarkan saja. Setelah itu klik tombol OK. Jika ingin melakukan perubahan pengaturan pada SITE yang telah kita buat tersebut, pembaca bisa melakukannya dengan memilih menu Site --> Manage Sites, maka akan muncul kotak dialog Manage Site. - Jika pengaturan sudah berhasil, pembaca akan melihat di bagian panel Dreamweaver telah muncul bagian yang berisi site Anda seperti gambar ini:
- Coba kita perhatikan panel tersebut. Terlihat bahwa kita sedang berada pada bagian Local viewsehingga yang muncul adalah folder gud_webku. Jika pembaca menggantinya dengan Remote view, maka folder yang terlihat adalah rem_webku
0 komentar:
Posting Komentar